Halaman

Sabtu, 12 April 2014

RPP Kurikulum 2013


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah              : SMA NEGRI 1 GEMOLONG
Jenis Teks          : Teks Anekdot
Tema/Sub Tema  : Kritik dan Humor Dalam Layanan Publik
Kelas/Semester   : X/Semester 1
Waktu                : 1x pertemuan (15 Menit)
Hari                   : Selasa
1.       Kompetensi Inti
KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-royong, kerjasama, toleren, damai) santun, responsive, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora, dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar dan Indikator
KD 1.1 Mensyukuri anugrah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.                                            
KD 2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsive, dan santun, dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakkan publik.
KD 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negoisasi baik melalui lisan maupun tulisan.
KD 3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negoisasi baik melalui lisan maupun tulisan.

INDIKATOR: 3.1
a.       Mensyukuri anugrah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.
b.       Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsive, dan santun, dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakkan publik.
c.        Memahami teks anekdot baik melalui lisan maupun tulisan dengan bertanggung jawab.
d.       Menentukan struktur, ciri-ciri teks anekdot dan kaidah teks anekdot dengan bertanggung jawab.
e.        Menganalisis teks anekdot.
III. Tujuan Pembelajaran
a.       Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat mensyukuri anugrah Tuhan atas keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.
b.       Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa memiliki dan menunjukkan sikap tanggung jawab peduli, responsif dan santun, dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakkan publik.
c.        Setelah membaca teks anekdot dan mendiskusikannya, siswa dapat memahami struktur dan kaidah teks anekdot, baik melalui lisan maupun tulisan.
d.       Setelah berdiskusi dan berlatih, siswa dapat menganalisis teks anekdot dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan, maupun tulisan.
IV. Materi Pembelajaran
a.        Struktur dan kaidah teks anekdot.
b.        Ciri-ciri teks anekdot.
V. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
a.  Media: Buku guru dan siswa, teks anekdot.
               b.  Alat: LCD, proyektor, kertas Hvs, papan tulis, spidol
                                        c.  Sumber: Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta:Kemendikbud.                                  



VI. Pendekatan dan Metode
a.     Pendekatan: Scientific
b.        Strategi: Active Learning
c.         Metode: Inkuiri, diskusi, tanya jawab, penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan
a. Peserta didik menjawab salam dari guru, berdoa, dan mengkondisikan diri siap belajar.
b. Guru mempresensi peserta didik.
c.   Guru dan peserta didik melakukan Tanya jawab berkenaan dengan materi yang akan dibahas.
d.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3’
Kegiatan Inti
a.  Mengamati




b.  Menanya



c.  Mencoba/eksperimen




d. Menalar





e.  Membentuk jaringan/
mengkomunikasikan
Eksplorasi
1.  Peserta didik mengamati teks anekdot berjudul “KUHP”
2.  Peserta didik mencatat struktur teks anekdot ynag telah ditampilkan oleh guru.
3.  Peserta didik melakukan Tanya jawab dan mencatat materi yang dianggap penting berkaitan dengan apa yang telah dibaca dalam contoh teks anekdot.
Elaborasi
1.  Guru membagikan contoh teks anekdot kepada peserta didik.
2.  Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.
3.  Peserta didik secara berkelompok membaca,dan memahami teks anekdot.
4.  Peserta didik secara berkelompok menganalisis teks anekdot dengan menentukan definisi, ciri, kaidah, dan tujuan teks anekdot.
5.  Peserta didik menulis hasil diskusi mengenai definisi, ciri, kaidah, dan tujuan anekdot pada selembar kertas.
6.   Salah satu kelompok melaporkan hasil diskusinya.
Konfirmasi

9’
Penutup
1.    Guru mengevaluasi proses pembelajaran yang telah berlangsung.
2.    Siswa bersama guru menyimpulkan proses pembelajaran yang telah dilakukan.
3.    Guru menyampaikan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah
4.    Guru menutup pembelajaran dan mengajak siswa untuk berdo’a .
5.    Guru mengucapkan salam penutup.

3’

VIII. Penilaian (Instrumen Penilaian terlampir)
1.  Penilaian Sikap
2.  Penilaian Pengetahuan
3.  Penilaian Keterampilan
1.       Penilaian Sikap
N0
Aspek yang Dinilai
Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Jnstrumen
Penilaian
Keterangan
1
Religius
Pengamatan
Proses


2
Tanggung Jawab




3
Peduli




4
Responsif




5
Santun




2.       Penilaian Pengetahuan
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
1.          Memahami teks anekdot.

Tes tertulis
1. Paparkan pengertian teks anekdot !
2.          Menyebutkan ciri-ciri teks anekdot

Tes tertulis
2. Sebutkan ciri-ciri dalam teks anekdot!
3.          Menyebutkan struktur yang terdapat pada teks anekdot.
Tes tertulis
3. Sebutkan struktur teks anekdot!

4.          Menyebutkan isi teks anekdot “KUHP dalam anekdot”.
Teks tertulis
4. Sebutkan isi teks anekdot dari tema ”KUHP dalam anekdot”!
                                                                                                      Jawaban
1.       Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Ada pengertian lain bahwa anekdot dapat merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Yang menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting.
Selain itu, teks anekdot juga dapat berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustrasi, serta tercapai dan gagal.
2.       Adapun cirri-ciri teks anekdot memiliki struktur anekdot, mengandung kritik, dibuat dalam bentuk lelucon, cerita singkat dan menarik, tidak harus didasarkan pada kenyataan
3.       Sruktur yang terdapat dalam anekdot terdiri dari abstraksi,orientasi, krisis, reaksi, koda
4.       KUHP yang diplesetkan menjadi Kasih Uang Habis Perkara





3.       Penilaian Keterampilan
SOAL
Susunlah sebuah teks anekdot dengan tema “Pelayanan di Sekolah”!
No
Kriteria Penilaian Teks Anekdot
Skor 1-5
1.
Kesesuaian isi dengan tema

2.
Kesesuaian struktur dalam teks anekdot

3.
Pemakaian bahasa (baik, benar,sopan, kreatif)

4.
Kemampuan mengkritisi fenomena kebijakan publik

5.
Kemampuan dalam memunculkan bahasa humor dalam teks


Surakarta,
Reviewer                                                                                    Jumi Larasati

(                               )                                                          (                                           )












LAMPIRAN MATEERI PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT

Pengertian Anekdot
Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Ada pengertian lain bahwa anekdot dapat merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Yang menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting.
Selain itu, teks anekdot juga dapat berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustrasi, serta tercapai dan gagal.
Ciri-ciri Teks Anekdot
Adapun cirri-ciri teks anekdot memiliki struktur anekdot, mengandung kritik, dibuat dalam bentuk lelucon, cerita singkat dan menarik, tidak harus didasarkan pada kenyataan


KUHP DALAM ANEKDOT
Contoh Anekdot 1:
1 Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja.
2 Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen. “Apa kepanjangan KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak …!”
3 Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggeleng-gelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad, “Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan pak dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, Pak …!” Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak.
4 Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.

C. Struktur Teks Anekdot.

D. Contoh Anekdot 2

ANEKDOT HUKUM PERADILAN
1 Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun. Namun sayang, ternyata kayu yang dibuat untuk jembatan tersebut tidak kuat. Akhirnya, tukang pedati itu jatuh ke sungai. Kuda beserta dagangannya hanyut.
2 Si Tukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian gara-gara jembatan yang rapuh. Kemudian, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk mengadukan si Pembuat Jembatan agar dihukum dan
Gambar 4.2 Timbangan sebagai simbol keadilan115 Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
memberi uang ganti rugi. Zaman dahulu orang dapat melapor langsung ke hakim karena belum ada polisi.
3 Permohonan keluarga si Tukang Pedati dikabulkan. Hakim memanggil si Pembuat Jembatan untuk diadili. Namun, si Pembuat Jembatan tentu protes dan tidak terima. Ia menimpakan kesalahan kepada tukang kayu yang menyediakan kayu untuk bahan jembatan itu. Kemudian, hakim memanggil si Tukang Kayu.
4 Sesampainya di hadapan hakim, si Tukang Kayu bertanya kepada hakim, “Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?” Yang Mulia Hakim menjawab, “Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu ternyata jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta kudanya. Oleh karena itu, kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si Tukang Pedati.” Si Tukang Kayu membela diri, “Kalau itu permasalahannya, ya, jangan salahkan saya, salahkan saja si Penjual Kayu yang menjual kayu yang jelek.” Yang Mulia Hakim berpikir, “Benar juga apa yang dikatakan si Tukang Kayu ini. Si Penjual Kayu inilah yang menyebabkan tukang kayu membawa kayu yang jelek untuk si Pembuat Jembatan.” Lalu, hakim berkata kepada pengawalnya, “Hai pengawal, bawa si Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya!” Pergilah si Pengawal menjemput si Penjual Kayu.
5 Si Penjual Kayu dibawa oleh pengawal tersebut ke hadapan hakim. “Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?” kata si Penjual Kayu. Sang Hakim menjawab, “Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus kepada si Tukang Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati.”  Si Penjual Kayu menjawab, “Kalau itu permasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang salah pembantu saya. Dialah yang menyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu yang jelek kepada si Tukang Kayu itu.” Benar juga apa yang dikatakan si Penjual Kayu itu. “Hai pengawal bawa si Pembantu ke hadapanku!” Maka si Pengawal pun menjemput si Pembantu.
6 Seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim, si Pembantu pun bertanya kepada hakim perihal kesalahannya. Sang Hakim memberi penjelasan tentang kesalahan si Pembantu yang menyebabkan tukang pedati kehilangan kuda dan dagangannya sepedati. Si Pembantutidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil terlebih dahulu sehingga ia tidak bisa memberi alasan yang memuaskan sang Hakim. Akhirnya, sang Hakim memutuskan si Pembantu harus dihukum dan memberi ganti rugi. Berteriaklah sang Hakim kepada pengawal, “Hai, Pengawal, masukkan si Pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga!” 
7 Beberapa menit kemudian, sang Hakim bertanya kepada si Pengawal, ”Hai, Pengawal apakah hukuman sudah dilaksanakan?” Si Pengawal menjawab, ”Belum, Yang Mulia, sulit sekali untuk melaksanakannya.” Sang Hakim bertanya, “Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa memenjarakan dan menyita uang orang?” Si Pengawal menjawab, “Sulit, Yang Mulia. Si Pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalu sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk disita.” Sang Hakim marah besar, “Kamu bego amat! Gunakan dong akalmu, cari pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus, dan punya uang!” Kemudian, si Pengawal mencari pembantu si Penjual Kayu yang lain yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang.
8 Si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang bertanya kepada hakim, “Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?” Dengan entengnya sang Hakim menjawab, “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaang!!!!”
9 Setelah si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang itu dimasukkan ke penjara dan uangnya disita, sang Hakim bertanya kepada khalayak ramai yang menyaksikan pengadilan tersebut, ”Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?” Masyarakat yang ada serempak menjawab, “Adiiill!!!”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar